Siang menjelang sore perahu yang saya tumpangi mendarat di pelabuhan desa Bringsang Pulau Gili Genting. Angin bertiup kencang..membuat hempasan ombak membasahi sebagian jalan akses menuju pelabuhan. Saya datang ke pulau ini untuk ikut kegiatan penghijauan bersama teman-teman dari Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI) Sumenep.
Setelah semua barang diturunkan dari perahu, kami bergegas menuju gerbang pelabuhan dan menunggu angkutan ke Pantai Sembilan. Sambil lalu kami merapikan ratusan batang bibit cemara udang yang kami bawa dari Sumenep daratan. Bibit-bibit itu akan kami tanam di sepanjang bibir Pantai Sembilan.
Tak lama kami menunggu, angkutan milik kepala desa datang dan membawa kami ke pantai yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari pelabuhan. Sesampainya di pantai kami langsung menyiapkan segala sesuatu untuk penanaman tersebut. Beberapa peralatan kami keluarkan dari tas backpack masing-masing, seperti tali rafia, gunting, potongan bambu, dan lainnya. Sedangkan peralatan untuk menanam sudah disediakan oleh pengelola kawasan.
Kami kemudian menentukan area penghijauan, mengukur jarak tanam, dan membuat lubang tanam. Tidak terlalu banyak warga yang terlibat dalam kegiatan ini, hanya kepala desa dan beberapa perangkatnya saja. Ada juga beberapa karyawan dan pimpinan bank milik pemerintah kabupaten Sumenep yang ikut menyiapkan karena penghijauan ini adalah bagian dari kegiatan CSR mereka. Setelah semua persiapan penanaman selesai, dan bibit diserahterimakan dari pihak bank ke kepala desa, rombongan langsung melakukan penanaman.
Penghijauan dengan tanaman cemara udang juga telah dilakukan di kawasan wisata pantai lainnya. Seperti di Pantai Slopeng dan Gili Labak. Cemara udang sebelumnya hanya dikenal di kawasan Pantai Lombang saja dan telah menjadi ikon pantai tersebut. Karena cemara udang mudah diperbanyak secara generatif dan mudah tumbuh di kawasan pantai, maka tanaman ini juga ditanam di pantai yang masih dirasa gersang dan butuh tanaman peneduh. Dengan adanya tanaman ini, kawasan pantai jadi lebih hijau, teduh, dan sejuk.
Baca Juga : Pesona Wisata Bahari di Madura
Tanaman cemara udang sangat cocok ditanam di kawasan pantai berpasir, karena selain untuk mencegah aberasi, juga untuk mengurangi pengikisan lapisan pasir oleh angin. Tau donk…angin di pantai kan kenceng banget. Nah..angin yang bertiup itu lama kelamaan mengikis pasir. Yang tadinya pasirnya tebal jadi tinggal sedikit kalau tidak ada tanaman pelindung seperti cemara udang.
Cemara udang menjadi pilihan paling tepat untuk penghijauan di kawasan pesisir karena relatif mudah perawatannya. Cukup disiram seperlunya saat awal- penanaman. Bila tanaman sudah kelihatan hidup, tanpa penyiraman pun tanaman itu bisa tumbuh sampai besar.
Buat yang mau tanam cemara udang di taman halaman rumah juga oke banget..Taman bisa jadi lebih indah dengan cemara udang yang sengaja dibentuk sesuai selera pemiliknya. Cemara udang ini juga umum dijadikan bonsai.
Akhirnya setelah sekitar 2 jam, kegiatan penanaman untuk penghijauan di Pantai Sembilan selesai. Sebelumya kami juga pastikan dulu tanaman cemara akan tumbuh dengan baik dengan mengikat batang tanaman pada bilah-bilah bambu untuk mencegah tanamn tersebut roboh saat tertiup angin. Setelah semuanya beres…barulah kami bermain di Pantai Sembilan yang sedang hits itu. Kepala desa Bringsang telah mengelola kawasan pantai hingga menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyak selfie corner yang sengaja dibuat untuk memanjakan pengunjung.
Sampai menjelang senja kami di pantai tersebut. Tapi rencana bersunset ria gagal total karena matahari tertutup awan di ufuk barat. Tak apalah..yang penting kegiatan penghijauan lancar.. Semoga cemara udang yang ditanam bisa tumbuh dan membuat Pantai Sembilan semakin sejuk dan indah.
Sumenep-Februari 2017