Salah satu bagian dari pendampingan Upaya Khusus Swasembada Pangan Padi Jagung Kedele adalah melakukan penelitian. Di kabupaten Sumenep – Madura penelitian dilakukan dengan menguji 4 genotype jagung non hibrida. Lahan penelitian seluas 0,1 ha ada di kecamatan Guluk-guluk. Keempat genotype tersebut disebut sebagai UB-A, UB-B, UB-C, dan UB-D. Ujicoba ini dimulai Juli 2015 sampai masa panen Oktober 2015.
Seharusnya ini bukan hal baru buat saya. Tappiii…karena waktu kuliah dulu saya gak bikin penelitian kayak gini untuk skripsi…jadi hal baru deh :D.
Genotype yang diuji adalah hasil persilangan beberapa tetua jagung unggul hasil penelitian Maize Research Centre Universitas Brawijaya yang diketuai Ir. Arifin Noor Sugiharto, MSc, PhD. Ini adalah uji pertama kali di wilayah Madura. Sebelumnya genotype-genotype tersebut pernah diuji di beberapa wilayah, diantaranya Malang dan Kediri. Produktifitas keempat genotype di daerah uji coba itu 7-8 ton per hektar. Sementara varietas jagung yang biasa digunakan petani di Guluk-guluk produktifitasnya 5-6 ton per hektar.
Perlakuan terhadap 4 genotype yang belum dipasarkan secara bebas ini menyesuaikan kebiasaan petani lokal. Tapi tetep ada beberapa dosen Fakultas Pertanian Brawijaya yang memberikan rekomendasi penting terhadap perlakuan yang akan diterapkan petani. Misalnya dalam hal penggunaan pupuk dan pembasmi hama.
Pengamatan yang dilakukan oleh para pendamping mulai dari masa perkecambahan sampai tanaman jagung siap panen.
Uji teknologi lainnya juga akan dilakukan yaitu untuk komoditas padi yang akan dilakukan di wilayah kecamatan Lenteng kabupaten Sumenep pada bulan Agustus 2015.